Rabu, 14 September 2011

batik sebagai simbol identitas

Memperkenalkan batik dari usia dini tak boleh dilupan sebagai bagian dari strategi ‎memasyarakatkan batik. Dan sekolah adalah media yang tepat untuk mendoktrinkan batik ‎kepada para siswa sejak dini. Dapat kita ambil contoh bagaimana efektifnya sekolah ‎dalam mengstigmakan bahwa PKI itu kejam dan tak beragama. Maka seni membatik pun ‎harus bisa masuk kedalam materi pendidikan di sekolah. Misalkan dalam mata pelajaran ‎ketrampilan dan kesenian, jangan siswa hanya diajarkan untuk membuat kue atau ‎bernyanyi saja. Tapi juga diajarkan tentang batik. Mulai dari sejarahnya maka siswa akan ‎mendapatkan pengetahuan sejarah yang lebih luas. Diajarkan tentang makna batik ‎sebagai identitas bangsa, maka siswa akan mendapatkan esensi dari seni batik. Hingga ‎pada tekhnik pembuatanya. Dengan berpraktek dalam pembuatan batik, maka siswa akan ‎belajar berkreasi sehingga dapat menopang daya kreatifitas mereka.

Penanaman pemahaman mengenai batik sejak dini menjadi sangat penting artinya, jika ‎ingin menjadikan batik sebagai bagian dai budaya bangsa. Karena jika hal ini tidak ‎dilakukan, maka niscaya batik tidak akan akrab dengan bangsa ini. LIhat saja hegemoni ‎budaya luar sudah masuk dan menggerogoti di hampir setiap lini kehidupan dan ‎pergaulan. Mereka masuk melalui media entertainment, bahkan juga lewat jalur-jalur ‎pendidikan seperti, tempat-tempat kursus bahasa, musik, dan lain-lain.

Peran Pemerintah dan Masyarakat Pecinta Batik
Peran Pemerintah dan Masyarakat Pecinta BatikDisini, peran pemerintah sangatlah vital dalam memasyarakatkan batik. Karena jika batik ‎dibiarkan menjadi pekerjaan industri atau swasta, maka yang akan menonjol hanyalah sisi ‎komersialnya saja. Karena ranah regulasi dan juga pendidikan adalah sebuah wilayah ‎yang hanya bisa dijangkau oleh pemerintah. Begitu juga ketika ingin mempromosikan ‎batik Indonesia ke dunia luar, dengan mudah tentunya pemerintah dapat melakukan itu. ‎Tinggal bagaimana tindakan kongkrit pemerintah dalam memasyarakatkan batik. Apakah ‎akan mengulang metode dan strategi lama, serta membiarkan batik hanya menjadi milik ‎kalangan tertentu saja. Atau berani membuat terobosan-terobosan baru dalam ‎memasyarakatkan batik. Tentunya juga diimbangi dengan desakan atau dorongan dari ‎kalangan masyarakat pecinta batik kepada pemerintah agar lebih memperhatikan ‎kesenian batik. Sehingga semangat dan pesona yang terkandung dalam batik dapat ‎mengidentitaskan bangsa Indonesia.
Ditulis Oleh Alfa Gumilang
Penulis adalah Sekretaris PRP Kota Jakarta‎
sumber : http://www.batikjenggolo.com/batik-sebagai-simbol-identitas-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar