Rabu, 14 September 2011

Batik Indonesia Punya Ciri Khas

BATIK, merupakan kain tradisional Tanah Air yang keberadaannya pun telah diakui badan internasional PBB melalui UNESCO yang menangani pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

Karena itu, seharusnya masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir akan adanya klaim batik oleh negara lain. Terlebih karena sebenarnya batik Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri, bahkan berbeda dengan batik yang dimiliki Malaysia ataupun China.

"Batik asli Indonesia bukan produksi pabrikan (printing/kain bermotif batik). Selama ini, batik khas nasional diproses secara tulis atau dikenal dengan sebutan batik tulis. Ada pula batik cap yang juga termasuk batik khas Indonesia," kata Ketua Asosiasi Tenun, Batik, dan Bordir Jawa Timur, Erwin Sosrokusumo.

Menurut dia, sebenarnya batik Indonesia sudah dikenal bangsa lain sejak zaman Kerajaan Jenggala, Airlangga, dan Majapahit. Namun, saat itu bahan utamanya didatangkan dari China. Penyebabnya, kain sebagai bahan dasar membatik sulit diperoleh di Indonesia.

"Untuk itu, batik memang harus diklaim negara ini dan bukan negara lain yang mengaku-aku," ujarnya.

Sementara itu, ia menjelaskan, pengakuan UNESCO terhadap batik negeri ini pada 2 Oktober 2009 adalah peluang utama mempertahankan kebudayaan bangsa.

"Apalagi, selama ini batik Indonesia sudah memiliki pasar di berbagai negara di dunia, seperti di sejumlah negara Eropa dan Asia," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Arifin T Hariadi, merasa bangga karena batik sebagai warisan nenek moyang Indonesia bisa memperoleh pengakuan internasional.

"Kebanggaan ini wajib disyukuri dan didukung secara penuh oleh seluruh masyarakat Indonesia," katanya.

Di sisi lain, ia menyatakan, kerajinan batik Indonesia sudah sepantasnya diangkat menjadi warisan budaya dunia. Untuk itu, bangsa Indonesia tidak perlu khawatir jika negara lain mengakui batik menjadi miliknya.

"Klaim yang dilakukan Malaysia dan China, keduanya sama-sama memproduksi batik, tetapi produk itu bukan batik sebenarnya alias printing (kain bermotif batik produksi pabrik). Kami bersyukur konsep batik kita sulit ditiru karena memiliki ciri khas tertentu," katanya.

Ketika batik Indonesia sudah resmi menjadi warisan budaya internasional, ke depan, pihaknya mengimbau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia supaya lebih mencintai produk batik dan produk dalam negeri. Apabila hal tersebut bisa direalisasikan secepatnya, ia optimistis, pertumbuhan angka penjualan perajin batik baik industri kecil menengah (IKM) dan usaha kecil menengah (UKM) kian meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar